Alhamdulillah wa syukurillah, syukurku tiada henti kepada Allah SWT sang pencipta langit dan bumi beserta isinya, setelah menjalani 6 bulan lamanya perkuliahan “Surfaktan dan Terapan” akhirnya saya dan teman2 material lainnya telah menyelesaikan perkuliahan hari ini dengan diakhiri ujian yang happy ending. Tak lupa saya dan teman2 material mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. DR. Emriadi, MS telah membimbing kita selama 1 semester terakhir ini , banyak hal-hal yang bikin kita berkesan dengan canda tawa dan ilmu yang didapatkan sehingga membuat kita menyenangi mata kuliah ini.
Perkuliahan surfaktan ini beranggotakan saya sendiri, Benny rio Fernandez, emelia karnila, kak selfa samah, gusliani eka putri, dan restina Bemis. Masing-masing kita mempunyai tugas-tugas yang berbeda. dan saya sendiri mendapatkan tugas Surfaktan dalam Kosmetik dan personal Care.
Foto ini merupakan anggota material team dan dosen kita tercinta Bpk Prof. DR. Emriadi, M.S, dan maaf untuk benny alias menik sebagai ketua team tidak hadir dalam pemotretan tadi siang karena buru-buru sholat jum’at.
Okeee…. Ini blog pertama saya tentang perkuliahan semoga memberikan manfaat ya bagi pembaca…..
Surfaktan dalam Kosmetik dan personal care
Oleh
Rafni haria
1021207027
Dibimbing oleh : Prof. Dr. Emriadi, M.S
Program Pasca Sarjana
2012
Pendahuluan
Kosmetik dan personal care merupakan suatu kebutuhan bagi konsumen, dimana mempunyai fungsi masing-masing. Secara umum kosmetik dan personal tersebut memberikan manfaat sebagai Pembersih (rambut & kulit), Perlindungan kulit, penahan air, Penghilang bau. Sebagai pengguna konsumen, tentunya menilai produk dari segi warna, bau, tekstur, keamanan, dan aplikasi produk itu sendiri. Salah satu dari penentuan faktor-faktor produk itu berkualitas adalah dari penggunaan surfaktan.
Syarat-syarat suatu kosmetik dalam aplikasinya :
- Memberikan kulit yang sehat
- Menjaga kelembaban
- Bebas dari kotoran dan tidak toksik
- Tidak memberikan efek iritasi
- Tidak menimbulkan alergi
Surfaktan merupakan senyawa yang dapat menurukan tegangan permukaan suatu system, dimana adalah subtansi yang dalam keadaan rendah mempunyai sifat dapat terabsorbsi pada sebagian atau seluruh antar muka sistem. Surfaktan mempunyai gugus hidrofil dan lipofil yang seimbang sehingga mampu menjadi jembatan penghubung antara polar dan nonpolar yang dapat menyebabkan terjadinya interaksi antara ke 2 fase tersebut dengan baik.
Pada kosmetik dan personal care, surfaktan juga memiliki syarat-syarat. Syarat –syaratnya seagai surfaktan :
Syarat :
- Anti alergi
- Anti iritasi
- Bau dan warna berlebihan tidak anjurkan
- Reaksi yang merugikan diminimalkan
- Bebas dari kotoran dan tidak toksik
Untuk meminimalkan risiko medis, pembuat kosmetik cenderung menggunakan surfaktan polimer. Selain itu surfaktan anionik, kationik, nonionik, dan amfoterik juga dapat digunakan. Beberapa penelitian menggunakan surfaktan alami karena lebih aman untuk aplikasi.
Dan fungsi dari surfaktan yang berperan dalam kosmetik itu sendiri yaitu :
- Surfactants, Cleansing Agents
- Surfactants, Emulsifying Agents
- Surfactants, Foam Boosters
- Surfactants, Hydrotropes
- Surfactants, Solubilizing Agents
- Surfactants, Suspending Agents
Jenis-jenis dari surfaktan yang digunakan dalam kosmetik dan personal care :
Surfaktan anionik adalah memiliki muatan negatif pada kepala. Termasuk pada kelompok-kelompok seperti asam karboksilat, sulfat, asam sulfonat, asam fosfat dan turunannya, dan berguna untuk aplikasi yang memerlukan pembersihan (perlengkapan mandi dan busa).
Surfaktan Asam Karboksilat : stearat berguna untuk produk seperti deodoran dan antiperspirant. Garam (natrium stearat) membuat sabun yang sangat baik.
Sulfat : natrium lauril sulfat (SLS), amonium sulfat lauril (ALS), atau teretoksilasi, natrium sulfat laureth (SLES) dalam penggunaan pembuatan sabun. Surfaktan tersebut pembuat foam sangat baik, agen pembersih, dan relatif murah.
Asam sulfonat : umumnya lebih ringan dibandingkan sulfat. Mereka termasuk Taurates (berasal dari taurin), Isethionates (berasal dari asam isethionic), sulfonat olefin, dan Sulfosuccinates. Alasan mereka tidak digunakan lebih sering adalah bahwa mereka lebih mahal untuk diproduksi.
Surfaktan kationik memiliki muatan positif pada kepala. Termasuk kationik yaitu seperti Amin, Alkylimidazolines, Amin Alkoxylated, dan Senyawa Amonium Quaternized (atau Quats).
Surfaktan kationik paling signifikan yang digunakan dalam kosmetik yaitu Quats. Quats seperti klorida Cetrimonium dan Klorida Stearalkonium memberikan dasar untuk kondisioner rambut banyak.
Masalah dari surfaktan kationik biasanya tidak kompatibel dengan surfaktan anionik. sulit untuk menghasilkan produk yang secara bersamaan bersih. Surfaktan kationik juga bisa menyebabkan iritasi sehingga ini harus dipertimbangkan ketika menggunakan kosmetik dengan kationik.
- Surfaktan amfoterContohnya termasuk Lauriminodipropionate Natrium dan Lauroamphodiacetate Dinatrium.Amphoterics terutama digunakan dalam kosmetik sebagai surfaktan sekunder. Amfoterik dapat membantu meningkatkan busa,dan bahkan mengurangi iritasi. Juga digunakan untuk shampoo bayi dan produk pembersih lain yang memerlukan kelembutan. Kekurangan adalah bahwa mereka tidak memiliki sifat pembersihan yang baik dan tidak berfungsi dengan baik sebagai emulsifier.
- Surfaktan Non ionikSurfaktan yang tidak bermuatan. Paling sering digunakan sebagai emulsifier, bahan pendingin, dan agen pelarut. Nonionics utama yang digunakan untuk kosmetik termasuk alkohol, alkanolamides, ester, dan oksida amina.
Surfaktan non ionik yang umum digunakan yaitu surfaktan teretoksilasi tetapi surfaktan ini dapat bersifat karsinogenik.
Alkohol seperti setil alkohol atau stearil digunakan dalam krim dan lotion untuk memberikan kelembutan pada kulit. Alkohol juga membantu menstabilkan emulsi dan dapat mengurangi iritasi.
Oksida amina seperti oksida Cocamidopropylamine digunakan untuk meningkatkan busa dalam produk pembersih. Ester polisorbat juga bahan pelarut yang sangat baik untuk minyak wangi.
Pada kosmetik juga digunakan surfaktan yang alami karena dilihat dari segi keamanannya. Berikut ini beberapa surfaktan alami yang digunakan dalam kosmetik dan personal care :
Surfaktan natural : penggunaan surfaktan ini tidak terlalu banyak.
Contoh :
Dihasilkan dari lanolin (lemak wool), piotsteroid diekstrak dari variasi tanaman dan sarang lilin lebah.
Kelas surfaktan alami lainnya adalah protein contoh kasein dalam susu.
Emulsi kosmetik
- Emulsi air dalam minyak (W / O), dengan HLB berkisar 3-6
- Emulsi minyak dalam air (O / W), dengan HLB berkisar 8-18
Karakteristik utama emulsi yang dalam kosmetik:
- Pembentukan emulsi
- Kestabilan emulsi
- Reologi
Komponen utama emulsi yaitu :
- Fase air
- Fase minyak
- Pengemulsi
Contoh emulsifier : ester sorbitan, sorbitan gliseril ester, silikon kopolimer, sukrosa ester, ester ortofosfat, polyglycerol ester, surfaktan polimer, protein dan oksida amina.
Emulsi kosmetik dalam skala industry
Teknik dalam pembuatan emulsi kosmetik : prinsip fase inversi
Contoh :
- untuk membuat emulsi O / W dimulai dengan emulsi W / O
- yang dapat diperoleh pada suhu tinggi (di atas suhu HLB dari emulsi).
- Kemudian Emulsi W / O didinginkan dengan cepat untuk menghasilkan emulsi O / W. Atau, emulsi W / O, melarutkan surfaktan dalam fase minyak dan secara bertahap dan menambahkan air saat pencampuran.
- Ketika air mencapai tingkat tertentu, inversi ke emulsi O / W emulsi akan terjadi.
- Emulsi ini memiliki distribusi ukuran lebih kecil dibandingkan sistem yang diproduksi oleh langsung pengemulsi minyak menjadi larutan surfaktan.
Nano emulsi dalam kosmetik
- Transparan dan rangenya sekitar 50-200nm.
- nano-emulsi stabil terhadap creaming atau sedimentasi, flokulasi dan koalesensi.
- Salah satu keuntungan dari nano-emulsi adalah film oklusif tinggi yang dapat terbentuk pada aplikasi untuk kulit. Ukuran kecil dapat masuk ke permukaan kulit. Aplikasi lain nano-emulsi adalah kemampuan untuk meningkatkan penetrasi aktif (misalnya vitamin, antioksidan, dll) ke dalam kulit. Ini karena area permukaan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kasar emulsi.
Mikroemulsi dalam kosmetik
- Karena transparansi, mikroemulsi diaplikasikan formulasi kosmetik, misalnya rambut styling gel, gel parfum, perlengkapan mandi, gel tabir surya
Liposom
- Liposom (bilayers multilamellar) yang dihasilkan dari dispersi dari fosfolipid, misalnya lesitin, dalam air dengan agitasi sederhana.
Emulsi ganda
- lebih dikenal dengan emulsi dalam emulsi, yaitu suatu emulsi tipe tertentu yang didispersikan lagi dalam suatu fase pendispersi.
Emulsi ganda a/m/a atau w/o/w yaitu air dalam minyak dalam air. Biasanya emulsi tersebut stabil bila menggunakan kombinasi surfaktan hidrofilik dan surfaktan hidrofobik. Perbandingan jumlah surfaktan yang digunakan sangat penting untuk mencapai emulsi ganda yang stabil
- Kriteria utama dalam emulsi ganda :
Terdapat 2 pengemulsi, dimana satu dengan HLB yang rendah dan satunya lagi dengan HLB yang tinggi.
Skema pembuatan emulsi ganda w/o/w
- Beberapa variabel formulasi harus dipertimbangkan dalam pembuatan emulsi ganda :
1. Pengemulsi w/o primer, HLB surfaktan yang digunakan rendah
Seperti : decaoleate decaglycerol; campuran triglycerol trioleate dan sorbitan trioleate; kopolimer blok ABA dari PEO dan asam polyhydroxystearic.
2. fraksi volume Pemulsi primer W / O atau O / W: fraksi volume biasanya antara 0,4 dan 0,6 yang dihasilkan, tergantung pada persyaratan.
3. Sifat dari fase minyak: minyak parafin berbagai (misalnya heptamethyl nonana), minyak silikon, kedelai dan minyak nabati lainnya dapat digunakan
4. Pengemulsi sekunder O / W : HLB surfaktan tinggi atau polimer dapat digunakan, misalnya Tween 20, poli (etilena oksida)-poli (propilena oksida) kopolimer blok (Pluronics).
5. volume fraksi Sekunder: ini dapat bervariasi antara 0,4 dan 0,8, tergantung pada konsistensi yang diperlukan.
6. sifat dan konsentrasi elektrolit: misalnya NaCl, CaCl2, MgCl2 atau MgSO4.
7. pengental dan aditif lainnya: dalam pembuatan gel, misalnya poli (asam metakrilat) karboksimetil selulosa
8. Proses: untuk membuat emulsi primer, kecepatan tinggi mixer seperti Elado (Ystral), Ultraturrax atau Silverson dapat digunakan. Untuk pembuatan emulsi sekunder, pencampuran geser rendah diperlukan dalam pengaduk. Waktu pencampuran, kecepatan perlu dioptimalkan.
Surfaktan polimer dalam kosmetik
- penggunaan surfaktan polimer sebagai emulsifier dan dispersan yang diinginkan karena berat molekul tinggi tidak dapat menembus kulit dan surfaktan ini tidak menyebabkan kerusakan pada aplikasinya. Selain itu material dgn berat molekul tinggi seperti selulosa hidroksietil dan xanthan digunakan dalam formulasi banyak sebagai pengatur reologi (untuk mengontrol konsistensi produk) dan merupakan komponen penting untuk stabilisasi emulsi dan suspensi.
Contoh : material silikon
Seperti poli dimetil siloksan, Aminofunctional silikon yang memberikan manfaat pada rambut.
Contoh industri formulasi personal care serta peran dari surfaktan
1. Pembuatan shaving (bahan pencukur)
Persiapan formulasi dalam mencukur :
- Formulasi pencukuran basah
- Formulasi pencukuran kering
- Formulasi setelah pencukuran
Bahan pencukur : sabun (garam natrium atau kalium) sebagai pelunak jenggot saat pencukuran. Surfaktan yang digunakan seperti sulfat dan natrium sulfat eter lauril dimasukkan untuk menghasilkan busa yang stabil. Contoh lain : Humektan seperti gliserol juga dapat dimasukkan untuk menahan kelembaban dan mencegah pengeringan busa selama mencukur.
dari jenis aerosol, dimana hidrokarbon propelan (misalnya butana) digunakan untuk mengeluarkan busa.
Non-aerosol namun jarang digunakan.
Menggunakan pencukur elektrik dengan menggunakan losion sebagai pelunak. Dimana losion tersebut mengandung ester asam lemak atau asam miristat.
- Formulasi setelah mencukur
untuk mengurangi kulit iritasi dan memberikan rasa nyaman. Dengan adanya efek pendingin. Ditambahkan juga antiseptik untuk menjaga kulit bebas dari infeksi bakteri. Sebagian besar formulasi after-shave berbentuk gel gel, yang tidak berminyak dan mudah untuk digosokkan pada kulit.
2. Bar Soap
Formulasi awal yaitu : garam asam lemak sederhana, seperti natrium atau kalium palmitat.
Ditambahkan surfaktan seperti sulfat atau natrium eter cocomonoglyceride cocoglyceryl
sulfonat yang mencegah presipitasi dengan ion kalsium.
Fungsi bahan dalam bar soap :
- antibakteri,
- deodoran,
- peningkat busa,
- anti-iritasi bahan,
- vitamin,
- Aditif bar soap termasuk antioksidan, agen chelating, agen opasitas (titanium dioksida), brighteners optik, pengikat, peliat (untuk kemudahan pembuatan), anticracking agen, pigmen pearlescent, fragrants ditambahkan untuk memberikan bau yang menyenangkan pada bar soap.
3. Sabun tangan cair
Surfaktan yang digunakan olefin sulfonat alfa, lauril sulfat atau eter sulfat lauril.
Bahan lain : Busa penguat seperti cocoamides, agen pelembab seperti gliserin. Polimer
seperti polyquaternium-7 untuk pelembab. Poliglukosida alkil, bahan-bahan lain seperti protein, minyak mineral, silikon, lanolin, untuk memberikan keharuman untuk sabun cair.
4.Foam dalam Bahan mandi
Surfaktan dasar yang digunakan dalam formulasi mandi busa yang anionik, nonionik atau
amfoter bersama-sama dengan beberapa stabilisator busa, fragrants dan solublisers cocok
5. Produk perlindungan kulit
fungsi-fungsi penting berikut:
- Perlindungan fisik, melindungi
terhadap ultraviolet (UV) radiasi.
- Perlindungan terhadap bahan asing berbahaya, termasuk air dan mikro-organisme.
- Mengendalikan kehilangan cairan,
garam, hormon Memberikan termoregulasi tubuh oleh penguapan air (melalui kelenjar keringat).
Gliserin sebagai pelembab selain itu sorbitol, propilen glikol. Poli etilen glikol (dengan berat molekul dalam kisaran 200-600 untuk liposom atau vesikel, neosomes juga dapat digunakan sebagai pelembab kulit.
Emolien dapat digambarkan sebagai produk menghaluskan . Seperti, zat hidrofilik seperti gliserin, sorbitol.
6. Bahan pelindungan rambut
Fungsi :
- Perawatan dan stimulasi metabolisme
kulit kepala
- Perlindungan dan perawatan batang rambut
Fungsi utama dari sampo adalah membersihkan rambut dan kulit kepala dari kotoran. Shampoo juga mengendalikan ketombe dan perlindungan matahari.
Syarat :
(1) bahan Aman (toksisitas rendah, sensitisasi rendah dan iritasi mata yang rendah)
(2) substantivitas rendah dari surfaktan;
(3) tidak adanya bahan yang dapat merusak rambut.
Kondisioner pada sampo :
surfaktan kationik :
amonium klorida seperti stearil dimetil benzil, cetyltrimethylammonium klorida, amonium klorida distearyl dimetil atau stearamidopropyldimethyl amina.
Rambut mudah terurai, meluruskan digunakan adalah kalsium thioglycollate.
7. Sunscreens
Perlindungan terhadap sinar UV (UV A, UV B, UV C) dan dilakukan pemberikan SPF.
Syarat :
(1) penyerapan maksimum UV-B dan UV-A
(2) efektifitas Tinggi pada dosis rendah.
(3) agen Non-volatile stabilitas terhadap fisik.
(4) Kompatibilitas dengan bahan lain
(5) kelarutan yang cukup, emolien atau dalam fase air.
(6) Tidak adanya efek dermato-toxological dengan kulit.
(7) Resistensi terhadap hilang oleh keringat.
Filter UV-B : sinamat, benzofenon, p-aminobenzoic acid, salisilat, kamper
derivatif dan benzimidazosulphonates fenil.
filter UV-A methanes dibenzoyl, anthranilates dan turunannya kamper.
Beberapa bahan alami sunscreens, misalnya camomile atau ekstrak aleo, asam caffeic.
8. Produk make up
kriteria untuk diterima oleh konsumen:
(1) Peningkatan, pembasahan penyebaran dan adhesi dari komponen warna.
(2) terasa lembut pada kulit.
(3) Perlindungan UV dan tidak adanya iritasi
Foundation dengan komposisi
Humektan sebagai pelembab , minyak mineral, ester seperti sebagai isopropil miristat minyak silikon atau mudah menguap (misalnya cyclomethicone), ester lesitin, surfaktan rendah HLB atau fosfat sebagai agen pembasahan.
magnesium aluminium silikat, selulosa gusi, xanthan, selulosa hidroksietil atau hydrophob sebagai agen pengental , pengawet seperti metil paraben
Cairan anhidrat pigmen / pengisi (40-50%), agen pembasah HLB rendah (seperti polisorbat 85), seperti emolien sebagai dimethicone dikombinasikan dengan alkohol lemak cair dan beberapa ester (misalnya oktil palmitat). Lilin, seperti stearil dimethiicone atau mikrokristalin atau carnuba lilin
9. Lipstik dengan komposisi
- Pelarut hidrofilik seperti glikol atau alkohol tetrahydrofurfuryl.
- Bahan baku untuk basis lipstik termasuk ozocerite (minyak penyerap yang baik juga mencegah kristalisasi),
- mikrokristalin ceresin lilin (yang juga merupakan penyerap minyak yang baik),
- Vaseline(Yang membentuk sebuah film kedap air),
- lilin lebah(yang meningkatkan resistensi terhadap fraktur),
- Miristil miristat (yang meningkatkan transfer ke kulit),
- laktat setil dan meristyl
(Yang membentuk emulsi dengan kelembaban pada bibir dan tidak lengket)
- Carnuba lilin (pengikat minyak yang meningkatkan titik leleh dasar dan memberikan permukaan kilau),
- lanolin derivatif, olyl alkohol dan isopropil miristat.
10. Maskara dan eyeliner
Anhidrat dengan pelarut suspensi,emulsi w/o dan emulsi o/w. Tahan terhadap air dengan penambah;an polimer emulsi, misalnya poli (vinil asetat).
Daftar Pustaka :
Buku Applied surfactant: principles dan application oleh penulis Prof. Dr. Tharwat F. Tadros tahun 2005 WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim